The 3rd Generation Partnership Project (3GPP) is a collaboration between groups of telecommunications associations, known as the Organizational Partners. 3GPP Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE dan. Apple's Amended Complaint Against Qualcomm . GPC- MDD 1. 23. 45. TABLE OF CONTENTS NATURE OF THE ACTION .............................................. PARTIES ........................................................... JURISDICTION ...................................................... VENUE ............................................................ FACTUAL ALLEGATIONS .............................................. ![]() Apple’s Revolutionary Products ............................................ Standards and Their Economic Effects ....................................... The FRAND Bargain .................................................. ETSI and Qualcomm’s Contractual FRAND Obligations .......................... Qualcomm’s Dominant Market Position and Cellular Standards ..................... Qualcomm’s Secret Manufacturer License Agreements ........................... Qualcomm “Double- Dips” Royalties and Chipset Sales ........................... Qualcomm Gouges Apple ............................................... Apple and Qualcomm’s Licensing Discussions ................................. ![]() Patents- in- Suit ....................................................... Qualcomm’s SEP Licensing Practices Are Not FRAND and Foreclose Competition ........ Competition Agencies Around the World Investigate and Take Action Against Qualcomm ... Apple Responds to Agency Requests ........................................ Qualcomm Retaliates by Withholding Nearly $1 Billion from Apple .................. FierceWireless provides breaking news and expert analysis of the trends shaping wireless communications.
![]() CLAIMS AND PRAYER FOR RELIEF ..................................... COUNT I .......................................................... Breach of Contract .................................................... COUNT II ......................................................... Breach of the Implied Covenant of Good Faith and Fair Dealing ..................... COUNT III ......................................................... ![]() Violation of Cal. COUNT IV ......................................................... Declaratory Relief: BCPA ............................................... COUNT V ......................................................... Case 3: 1. 7- cv- 0. GPC- MDD Document 8. Filed 0. 6/2. 0/1. Page. ID. 1. 74. 0 Page 3 of 1. Long Term Evolution - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. GPP Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan antarmukanya tidak cocok dengan jaringan 2. G dan 3. G, sehingga harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi ini mampu download sampai dengan tingkat 3. Layanan LTE pertama kali dibuka oleh perusahaan Telia. Sonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 1. GPP Long Term Evolution, atau lebih dikenal dengan sebutan LTE dan dipasarkan dengan nama 4. G LTE adalah sebuah standard komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA untuk aksess data kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler mau pun perangkat mobile lainnya. LTE pertama kali diluncurkan oleh Telia. Sonera di Oslo dan Srockholm pada 1. Desember 2. 00. 9. LTE adalah teknologi yang didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA. LTE diperkirakan akan menjadi standarisasi telepon seluler secara global yang pertama. Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4. G, LTE yang dipasarkan sekarang belum dapat disebut sebagai teknologi 4. G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3. GPP pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU- R. Teknologi LTE Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai teknologi 4. G. LTE sudah mulai dikembangkan oleh 3. GPP sejak tahun 2. Faktor- faktor yang menyebabkan 3. GPP mengembangakan teknologi LTE antara lain adalah permintaan dari para pengguna untuk peningkatan kecepatan akses data dan kualitas servis serta memastikan berlanjutnya daya saing sistem 3. G pada masa depan. GPP LTE mewakili kemajuan besar di dalam teknologi seluler. LTE di rancang untuk memenuhi kebutuhan operator akan akses data dan media angkut yang berkecepatan tinggi serta menyokong kapasitas teknologi suara untuk beberapa dekade mendatang. LTE meliputi data berkecepatan tinggi, multimedia unicast dan servis penyiaraan multimedia. Selain itu LTE diperkirakan dapat membawa komunikas pada tahap yang lebih tinggi, tidak hanya menghubungkan manusia saja tetapi dapat juga menyambungkan mesin. Teknologi LTE secara teoretis menawarka kecepatan downlink hingga 3. Mbps dan Uplink 7. Mbps. LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Mutiplexing (OFDM) yang mentransmisikan data melaului banyak operator spektrum radio yang masing- masing nya sebesar 1. Hz. OFDM melakukan transmisi dengan cara membagi aliran data menjadi banyak aliran- aliran yang lebih lambat yang ditransmisikan secra serentak. Dengan menggunakan OFDM memperekecil kemungkinan terjadinya efek multi path. Meningkatakan kecepatan transmisi secara keseluruhan, channel transmisi yang digunakan LTE diperbesar dengan cara meningkatan kuantitas jumlah operator spectrum radio tanpa mengganti parameter channel spectrum radio itu sendiri. LTE harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwith yang tersedia. LTE mengadopsi pendekatan all- IP. Menggunakan arsitektur jaringan all- IP ini menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antar muka LTE, jaringan radio dan jaringan inti, hingga memungkinkan industri wireless untuk beroprasi layaknya fixed- line network. Agar menjadi universal, perangkat mobile yang berbasis LTE harus juga mampu menyokong GSM, GPRS, EDGE dan UMTS. Jika dilihat dari sisi jaringan, antar muka dan protocol ditempatkan di tempat yang memungkinkan terjadinya perpindahan data selancar mungkin jika pengguna berpindah tempat ke daerah yang memiliki teknologi antar muka yang berbeda. Arsitektur Jaringan dan Antarmuka dari Teknologi LTE. Secara mendasar, jaringan di bagi menjadi bagian jaringan radio dan bagian jaringan inti. Walaupun begitu, jumlah bagian jaringan logis dikurangi untuk melangsingkan aristektur secara keseluruhan dan mengurangi biyaya serta latensi di dalam jaringan. Transmisi data dalam LTE baik dalam arah uplink maupun downlink dikontrol oleh jaringan. Proses ini sama seperti teknologi GSM maupun UMTS. Di dalam sistem LTE, pengaturan sepenuhnya dikontrol oleh e. Node- B. Pada arah downlink, e. Node- B bertanggung jawab untuk menyampaikan data yang diterima dari jaringan kepada para pengguna, melalui antar muka udara. Untuk mendapatkan informasi, perangkat mobil harus mengirimkan permintaan penugasaan kepada e. Node- B. Perangkat LTE yang cenderung lebih data sentris akan memulai pencarian jaringan yang sesuai terdahulu. Jika perangkat tidak menemukan cell LTE maka perangkat akan menggunakan teknologi cell UMTS dan GSM. Setelah perangkat mobile informasi untuk untuk bisa mengakses jaringan terpenuhi, maka perangkat akan melakukan prosedur attach. Prosedur attach memberikan alamat IP dan perangkat mobile mulai bisa mengirim dan menerima data dari jaringan. Pada teknologi GSM dan UMTS perangkat bisa tersambung dengan jaringan tanpa alamat IP ( internet protocol ), namun pada teknologi LTE ( long term evolution ) perangkat harus memiliki alamat IP agar tersambung dengan jaringan. Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya LTE menggunakan jaringan all- IP. Sedangkan telepon pada GSM dan UMTS menggunakan circuit switching. Dengan pengadopsian teknologi LTE, maka para operator harus merencanakan ulang jaringan telepon mereka. Muncullah empat pendekatan yang dapat digunakan: CSFB (Circuit Switched Fallback): Pada pendekatan ini, LTE hanya menyediakan servis data dan ketika telepon dilakukan atau diterima maka akan kembali menggunakan circuit switching. Kerugian yang didapatkan adalah pengaturan telepon mengambil waktu yang lebih lama. Solusi ini digunakan untuk ponsel yang belum mendukung Vo. LTE. SVLTE (Simultaneous Voice and LTE): Pada pendekatan ini ponsel bekerja sebagai LTE dan circuit switching secara bersamaan. Kekurangan pada pendekatan ini adalah ponsel cenderung memiliki harga mahal dan menggunakan konsumsi tenaga yang tinggi. Vo. LTE (Voice over LTE): Pendekatan ini berbasis pada IP multimedia subsistem, yang bertujuan menyokong akses telepon dan multimedia melalui terminal nirkabel. SRVCC (Single Radio Voice Call Continuity): Pendekatan ini mengambil kelebihan dari CSFB dan Vo. LTE, dimana fungsi handover yang memungkinkan panggilan telepon LTE secara terus menerus dengan menggunakan jaringan 2. G/3. G tanpa gangguan. Walupun begitu sekarang dan beberapa masa kedapan, servis telepon masih menjadi pemasukan utama bagi operator mobile. Maka menggantungkan servis telepon LTE sepenuhnya pada OTT, merupakan suatu tindakan yang tidak akan menerima banyak dukungan dari industri telekomunikasi. Menurut database milik European Telecommunications Standart Institute (ETSI), terdapat 5. LTE. Kekurangan yang dimiliki oleh teknologi LTE antara lain adalah biaya untuk infrastruktur jaringan baru realtif mahal. Selain itu jika jaringan harus diperbaharui maka peralatan baru harus diinstal. Selain itu teknologi LTE menggunakan MIMO (Multiple Input Multiple Output), teknologi yang memerlukan antena tambahan pada pancaran pangakalan jaringan untuk transmisi data. Sebagai akibatnya jika terjadi pembaharuan jaringan maka pengguna perlu memebeli mobile device baru guna mengguna infrastruktur jaringan yang baru. Teknologi LTE yang telah diuji coba oleh beberapa operator di Indonesia bukanlah merupakan teknologi 4. G yang sebenarnya. Teknologi yang telah diuji coba di Indonesia merupakan LTE release – 8 yang baru memenuhi spesifikasi 3. GPP tetapi belum memenuhi spesifikasi IMT- advanced. Percobaan jaringan LTE ini sudah diupayakan oleh operator, tercatat Telkomsel dan Indosat sudah menguji coba jaringan ini pada tahun 2. XL. Peluncuran jaringan LTE kepada publik dilakukan oleh operator internet BOLT pada awal 2. Jakarta, pada akhir 2. Telkomsel sudah meluncurkan layanan internet 4. G LTE dengan mencakup wilayah Jakarta dan Bali. Tercatat hingga akhir 2. G LTE, yakni Telkomsel dengan layanan 4. G LTE, XL dengan Hot. Rod 4. G LTE, Indosat Ooredoo dengan 4. GPlus, Boltt 4. G LTE, dan Smartfren dengan layanan 4. G LTE Advanced dengan jangkauan Pulau Jawa, Madura, Bali dan beberapa kota besar di luar Jawa. Sauter, Martin (2. Maret 2. 01. 2). From GSM to LTE: an introduction to mobile networks and mobile broadband. A John Wiley and Sons. ISBN 9. 78- 0- 4. Dahlman, Erik; Parkvall, Stefan; Skold, Johan (2. Maret 2. 01. 2). 4. G LTE/LTE- Advance for Mobile Broadband. Elsevier. ISBN 9. Dwi Cahyadi, Agung (Maret 2.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
September 2017
Categories |